Bangga Sebagai Masinis, Meski Lebaran Di Atas Lokomotif

ADAKITANEWS, Kota Madiun – Semua manusia di seluruh belahan dunia manapun pasti memiliki profesi yang beragam sesuai dengan keahliannya. Seperti halnya Erwan Widiyanto, masinis atau sopir kereta api yang selalu bangga akan profesinya.

=========

Pria berusia 38 tahun yang juga merupakan suami dari Marsidah ini, ditakdirkan untuk menjadi seorang masinis kereta api penumpang sejak 12 tahun lalu. Ia yang sebelumnya menjadi asisten masinis itu mengaku bangga dengan profesinya, dan akan menjalankannya sebagai amanah yang akan dipertanggungjawabkan.

“Saya menjadi masinis sejak tahun 2005. Sebelumnya sejak 2002 menjadi asisten masinis. Kalau masuk jadi pegawai perkereta apian sejak tahun 2000,” jelas Erwan mengawali obrolan.

Erwan yang menikah dengan Marsidah sejak tahun 2001 atau 16 tahun yang lalu tersebut saat ini tinggal di Desa Ngujung Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan. Tidak pernah terlintas di benak Erwan hingga menjadi seperti saat ini.

Pria kelahiran Magetan, 5 Agustus 1979 itu menceritakan, karirnya berawal dari iklan di suatu media cetak, yang memuat lowongan pekerjaan di bidang perkereta apian. Dengan berlatar belakang sebagai lulusan SMK Negeri di Kota Madiun, dirinya akhirnya melamar sebagai masinis, hingga apa yang menjadi keinginannya tercapai.

“Awal bekerja sama sekali tidak paham dengan hal yang berkaitan dengan lokomotif, namun kami pada saat itu diberikan pembelajaran dasar di depo atau bengkel lokomotif. Kami belajar banyak mengenai hal-hal dan istilah yang ada di lokomotif,” lanjut Erwan.

14 tahun sudah Erwan menjadi pegawai PT KAI. Dari sekian waktu tersebut, tanpa terasa 11 tahun dirinya mengabdi menjadi seorang masinis. Banyak pengalaman serta kejadian menarik, menyenangkan ataupun tidak menyenangkan yang dilaluinya dalam hari harinya sebagai masinis Kereta Api.

Hal yang patut diteladani dari sosok ini adalah sejak awal mampu memberikan pemahaman kepada istri maupun seluruh anaknya yang berjumlah tujuh anak tersebut. Keluarga besarnya sangat memahami jika sang Abi, panggilan sayang keluarganya itu, lebih mendahulukan tanggung jawabnya untuk kepentingan masyarakat banyak.

Tak terkecuali dalam setiap hari raya Idul fitri, Erwan dan keluarganya sudah sangat paham jika Erwan dalam setiap awal lebaran selalu berada di atas lokomotif alias mengemban amanah mengantarkan ribuan masyarakat yang akan melakukan silaturahmi kepada sanak saudaranya.

“Semenjak saya menjadi masinis Kereta Api hanya satu kali saja saat Lebaran Idul Fitri saya bisa berkumpul bersama keluarga itu terjadi sekitar tahun 2008,” urai Erwan dengan tersenyum.

Masih menurut Erwan, dirinya selalu menata suasana hatinya untuk selalu bisa menerima hal-hal yang sejatinya tidak dia sukai, hingga akhirnya bisa dia sukai.

Ada cerita yang tersembunyi yang dimunculkan oleh Erwan. Mengenai kelahiran tujuh orang anaknya, yang lima diantaranya lahir tanpa ditunggunya karena sedang menjalankan kewajiban.

Di akhir perbincangan Erwan merasa ada kebanggaan tersendiri dengan profesinya saat ini, namun ia mengaku tidak mau terlalu memamerkannya rasa bangganya tersebut.(bud)

Keterangan gambar : Erwan Widiyanto, masinis kereta api.(foto : budiyanto)

Related posts

Leave a Comment