Pengaruh Pandemi Terhadap Perdagangan Internasional di Negeri Merah Putih

Virus ini adalah virus baru yang ditemukan di Tiongkok, yang dapat menular dengan cepat dan dapat menular ke seratus bahkan ke seribu orang. Virus ini menyerang saluran pernapasan manusia dan virus ini diberi nama Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Virus Corona masuk ke Indonesia pada bulan Maret tahun 2020 tepatnya pada tahun lalu, sehingga Pemerintah Indonesia memberlakukan social/physical distancing.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, penduduk berusaha mencari lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuannya. Secara umum aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat dapat diklasifikasikan menjadi 2 golongan, berdasarkan tempat dan berdasakan jenis pekerjaan. Berdasarkan jenis pekerjaan yang termasuk pekerjaan di sektor pertanian adalah pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Sedangkan termasuk pekerjaan yang di sektor non adalah pertambangan, pariwisata, perindustrian dan jasa.

Tidak dapat dipungkiri wabah ini membawa perekonomian Indonesia sangat tidak stabil. Perekonomian Indonesia pun sangat lemah karena adanya pembatasan sosial berskala besar pada masa pandemi (Covid-19) banyak sekali aktivitas yang dilakukan di rumah (Work From Home), dengan menggunakan aplikasi yang sudah disediakan.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Agus Suparmanto, menjelaskan bahwa dampak dari Pandemi Virus Corona terhadap perdagangan di Indonesia dan perdagangan Global sangat beragam. Yaitu, pelarangan ekspor-impor pangan dan alat kesehatan, terganggunya supply dan demand dan perubahan rantai pasok dari China, Jerman dan AS. Selan itu, bahan makanan meningkat dengan adanya kebijakan stay at home di berbagai wilayah Indonesia yang membuat pengiriman barang makin lama dari biasanya.

Beberapa produk ekspor Indonesia ke China berpotensi melemah. Secara otomatis, negeri tirai bambu tersebut akan mengurangi permintaannya. Dan secara global banyak pabrik China yang mengurangi produksi karena karyawannya tidak bisa bekerja akibat Covid-19. Tetapi tidak semua produk impor mengalami penghentian, seperti Impor Elektronik sampai saat ini masih berjalan kecuali hewan dan buah-buahan. Larangan Impor ini dilakukan agar mengantisipasi penyebaran virus Corona.

Pandemi ini membuat perekonomian ekspor dan impor menjadi sangat lambat, dapat menyebabakan perusahaan mengalami kesulitan buat penambahan kasnya dan banyak juga perusahaan yang akhirnya memutuskan untuk membatasi produksinya karena kurangnya permintaan barang dari para konsumen. Ada beberapa perusahaan yang memilih untuk menutup pabriknya dan juga mem-PHK para karyawan tanpa memberikan pesangon. Kejadian ini pun mambuat pengangguran di Indonesia makin meningkat. Karena pandemi covid ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi di negara lain juga.

Dilihat dari data Badan Pusat Statistik, Eskpor dan Impor 2020, pada bulan Agustus Eskpor Indonesia mencapai US$ 13,07 miliar atau menurun 4,62 % dibanding Eskspor Juli 2020 penurunannya cukup banyak. Pada bulan Agustus 2020 Impor Indonesia mencapai US$ 10,74 miliar atau naik 2,65 % dibandingkan bulan Juli 2020, namun dibandingkan Agustus 2019 turun 24,19 %.

Pandemi COVID-19 memberikan pengaruh terhadap investasi, yang membuat masyarakat harus sangat berhati-hati dalam membeli barang untuk melakukan investasi. Tidak hanya investasi yang dapat berpengaruh tetapi juga mempengaruhi banyak proyek besar. Berubahnya asumsi pada investor dikarenakan investasi yang tidak jelas supply chainnya.


 

 

 

Penulis: Ajeng Wulandari
Tempat/Tgl Lahir: Lampung, 2 Agustus 2000
STEI SEBI, Depok
Jurusan: Manajemen Bisnis Syariah
NIM: 41803103

Related posts

Leave a Comment