Ketahuan Curi Umur, Atlet Sidoarjo Dapat Sanksi 4 Tahun‎

ADAKITANEWS, Sidoarjo – Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menjatuhkan sanksi kepada atlet yang melakukan pencurian umur. Dari empat atlet yang kedapatan mencuri umur, baru satu atlet yang diputuskan mendapat sanksi.

Pemberian sanksi tersebut dijatuhkan terhadap atlet berinisial ALF, atlet asal PB FIFA Badminton Club Sidoarjo, yang ditetapkan pada 27 Februari 2018 berdasar hasil dari Tim Keabsahan PBSI Jatim setelah memperoleh bukti-bukti kuat.

“Sebenarnya ada empat atlet Jatim yang tahun kini kita beri sanksi, namun baru satu atas nama ALF. Surat Keputusannya sudah keluar sejak tanggal 27 Februari 2018,” kata Ketua Umum PBSI Jatim, Wijanarko Adi Mulya, SE.

ALF diketahui telah melakukan kecurangan, yakni memilik akta ganda. Yang pertama, akta kelahiran nomor : 005612/IST/2003, tanggal 7 Juni 2003, dan yang kedua akta kelahiran dengan nomor : 019074/IST/2011, tanggal 23 September 2011.

“Mendasari Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta sesuai perintah dari pusat, Bapak Ketua Umum PBSI, Wiranto. PBSI Jatim dalam memberikan hukuman sifatnya agar menimbulkan efek jera yakni dengan memberikan hukuman maksimal,” tambah mantan Ketua Pembinaan dan Prestasi PB Suryanaga Surabaya.

Sebelumnya di tahun 2016, Pengurus Pusat PBSI sudah menjatuhkan saksi kepada atlet dari club yang sama atas nama DAA. Ia diberi sanksi larangan mengikuti kejuaraan resmi PBSI selama 48 bulan dan denda Rp 40 juta.‎‎

Atas keputusan itu, Club FIFA Sidoarjo dengan besar hati akhirnya menyerahkan atletnya. Meskipun atlet atas nama ALF dinyatakan telah memalsukan akta dan memudakan dua tahun dari kelahiran 2003 menjadi 2005.

“Kita acungi jempol bahwa ini harus ditiru dari club lain, bersaing dalam meraih prestasi lebih indah tanpa harus mencuri umur,” cetus Wijarnarko sambil tersenyum dan mengacungkan jempolnya.

Wijarnarko berharap, Pemprov Jatim bisa menjadi pioneer di Indonesia yang mau bersih-bersih pada anaknya sendiri. Dan semoga bisa ditiru daerah lain bahwa di Jawa Timur sekarang sudah bersih dari atlet yang melakukan pencurian umur.

“Yang jelas kesalahan paling fatal adalah di orang tua. Anak lahir kapan yang tahu orang tua dan Tuhan. Beberapa kasus malah ada pelatihnya yang bisa mempengaruhi orang tua untuk mengganti data dengan alasan pelatihnya bisa membuktikan anak didiknya bisa Juara di mata bosnya. Padahal itu salah, Makanya itu pada tahun ini Jatim akan “perang bulat” dengan para pencuri umur,” tegasnya.(sid3)

Keterangan gambar : Ketua Umum PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya, SE. (bawah) Kejuaraan Bulutangkis Bupati Cup 2018 di GOR Bulutangkis KONI Sidoarjo, Jalan Pahlawan Sidoarjo pekan lalu.(ist)‎

Related posts

Leave a Comment