Kenali Lebih Dekat Vaksin Covid-19, Biar Makin Yakin

ADAKITANEWS, Program vaksinasi massal gencar dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Kenapa kita harus divaksin? Apakah vaksinasi aman? Bagaimana cara kerja vaksin? Simak beberapa penjelasan berikut.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan yang juga merupakan Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid dalam pemaparannya mengatakan, definisi vaksinasi adalah upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif dengan tindakan pemberian zat antigen dengan sengaja.

Tujuannya adalah merangsang pembentukan zat anti penyakit sehingga tubuh diharapkan akan kebal terhadap penyakit tersebut atau hanya sakit ringan.

“Antigen yang diberikan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit, akan tetapi mampu merangsang sel limfosit untuk menghasilkan antibody,” kata dr Nadia, Senin (30/08).

Vaksin diketahui bertujuan untuk membentuk Sistem Imun Adaptif berupa sel memori dan antibody, sebelum terinfeksi virus yang sebenarnya.

Hasil survei dari Lembaga Survey Indonesia (SLI) menyebutkan, mayoritas 68,6 pesen orang percaya bahwa vaksin covid-19 dapat mencegah penularan virus covid-19. Dan 84,9 persen setuju dengan adanya program vaksinasi bagi masyarakat.

Target Vaksinasi di Indonesia berdasarkan data penduduk tahun 2019 dari Badan Pusat Statistik adalah sebanyak 269,5 juta jiwa. Untuk bisa mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok, maka mencakup 70 persen atau sekitar 188,5 juta dikurangi angka komorbid, penyintas covid-19, hamil, menyusui, adalah 181,5 juta (target minimal).

Hingga 29 Agustus 2021, total masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama adalah sebanyak 34.857.091 jiwa atau sekitar 16,74 pesen. Sementara yang telah mendapatkan vaksin dosis kedua adalah sebanyak 61.653.761 jiwa atau sekitar 29,6 pesen.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof drh Wiku Adisasmito, MSc. Ph.D mengatakan, ada 4 varian mutase virus covid-19 yang saat ini sedang menjadi perhatian (Variant of Concern). Yakni varian Alpha (B.1.1.7) yang pertama kali ditemukan di Inggris pada September 2020, kemudian varian Beta (B.1.351) yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Agustus 2020 lalu.

Varian lainnya adalah Gamma (B.1.1.28.1) yang pertama kali ditemukan di Brazil dan Jepang Desember 2020 lalu, dan varian Delta (B.1.617.2) yang ditemukan di India sekitar Oktober 2020 silam.

“Kesemua jenis vaksin yang saat ini beredar di Indonesia, dipastikan aman dengan tingkat efektivitas minimal 50 persen sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh WHO,” kata Prof Wiku.

Jenis metode pengembangan, contoh, dan target populasi vaksin covid-19 yang digunakan di Indonesia di antaranya adalah Sinovac, Sinopharm, serta AstraZeneca yang dikembangkan dari seluruh bagian virus. Sementara vaksin Moderna dan Pfizer, dikembangkan dari bagian tertentu virus (subunit).

Vaksin Sinovac sendiri sesuai dengan rekomendasi target dari BPOM adalah untuk usia di atas 12 tahun. Vaksin tersebut, direkomendasikan WHO untuk penderita gangguan jantung, pernapasan, obesitas, penyintas covid-19, penderita HIV +, penderita gangguan imun, ibu menyusui, ibu hamil, dengan anjuran tenaga kesehatan. Sementara untuk vaksin Sinopharm, direkomendasikan untuk usia di atas 18 tahun bagi penyintas Covid-19, penderita HIV +, dan ibu menyusui.

Sama seperti Sinopharm, vaksin AstraZeneca juga direkomendasikan untuk usia di atas 18 tahun dengan sasaran target penderita gangguan pernapasan, jantung, pernapasan, obesitas, diabetes, penyintas Covid-19, penderita HIV +, dan ibu menyusui.

Sementara itu untuk vaksin Moderna, direkomendasi pada usia di atas 18 tahun dengan target dari WHO untuk penderita gangguan ginjal, jantung, liver, obesitas, diabetes, penderita gangguan imun, penyintas COVID-19, penderita HIV +, ibu menyusui, ibu hamil.

Terakhir adalah vaksin Pfizer, yang direkomendasi BPOM untuk usia 12 tahun ke atas serta rekomendasi target dari WHO untuk penderita hipertensi, diabetes, asma, gangguan paru, liver, dan ginjal, penderita gangguan imun, penyintas COVID-19, penderita HIV +, ibu menyusui serta ibu hamil.

Prof Wiku menyebut, program vaksinasi dilakukan sebagai upaya kekebalan untuk kita dan dari kita. “Jika sebagian kecil masyarakat telah tervaksinasi, maka lingkaran penularannya bisa meluas. Sementara jika sebagian besar masyarakat telah tervaksinasi, maka lingkaran penularannya juga akan mengecil,” imbunya.

Meski telah menjalani vaksinasi, Prof Wiku juga tetap menekankan kepada masyarakat untuk terus menerapkan 3M dan 3T. Yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun atau handsanitizer, serta Testing, Tracing, Treatment.(*/kur)


Keterangan gambar: Ilustrasi.(ist)

Related posts

Leave a Comment