Berawal Dari Keliling Kantor Pemkab, Hingga Dapat Kemudahan Perizinan

ADAKITANEWS,Kota Madiun – Usaha yang dirintis selama sepuluh tahun oleh Suparmi akhirnya memberikan penghasilan serta kebanggaan. Wanita berusia 39 tahun, perintis usaha minuman herbal yang berkeinginan untuk memberdayakan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia di lingkungannya ini, kini patut berbahagia dengan jerih payah yang sudah dilakoninya.

Ditemui di rumahnya di Desa Sirapan RT 7/RW 3 Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun, ibu dua orang anak ini banyak berbagi cerita mengenai perjuangan usahanya. Suparmi mengatakan, usahanya diawali dengan keinginan untuk memproduksi minuman herbal untuk menambah pendapatan keluarga, serta karena sejak dahulu bercita-cita ingin jadi pengusaha.

“Saya rintis usaha ini sejak 10 tahun yang lalu, karena saya merasa tidak mampu kalau bekerja seperti di pabrik atau tempat lain,” urainya.

Awal karir Supari dimulai dengan memproduksi minuman herbal dan dipasarkan sendiri dengan cara dititipkan ke toko-toko dan dipromosikan door to door. Namun sayang, hal tersebut tidak bisa berjalan lancar karena membutuhkan modal yang lumayan besar.

Selama tiga tahun mempromosikan produknya, Suparmi kerap berkeliling di kompleks perkantoran Pemkab Madiun. Ia secara telaten melakukan hal tersebut hingga pada akhirnya sekitar tahun 2010, Suparmi banyak memperoleh informasi cara pengurusan izin, pengepakan yang baik, sekaligus Bintek dari pemerintah. Hal tersebut juga didorong oleh para pelanggannya yang kebetulan berasal dari kalangan pegawai negeri.

“Tahun 2009 saya mendapat izin SPPIRT (Surat izin Perindustrian Perdagangan Industri Rumah Tangga) dari Dinas Kesehatan dan di tahun yang sama memperoleh sertifikasi Halal dari MUI dan kesemuanya diperoleh secara gratis,” lanjut Suparmi.

Selama ini Suparmi mengaku banyak dibantu oleh pemerintah termasuk mengikuti misi dagang yang pada akhirnya produknya bisa merambah ke luar pulau Jawa. Dari misi dagang tersebut hingga saat ini, Suparmi bahkan sudah memiliki pelanggan di Makassar serta Banjarmasin. Sementara untuk pengiriman ke luar Jawa, hingga saat ini juga sudah mencapai satu kuintal, dengan dua kali dalam pengiriman setiap satu bulannya. Salah satunya dengan produk minuman herbal jenis serbuk yang sangat disukai di wilayah Sulawesi tersebut.

“Ada empat jenis produk herbal yang diminati di sana seperti, temu lawak, kunir putih, jahe merah, kulit manggis, dan semua kita kirim dalam bentuk serbuk dan sudah dalam kemasan,” jelas Suparmi.

Serbuk dipilih karena tanpa bahan pengawet serta mampu bertahan satu tahun lebih. Dan untuk mempercantik kemasannya, Suparmi mengaku sengaja memesan botol dari Malang.

Untuk memenuhi pasar lokal Suparmi mengaku dalam satu minggu bisa memproduksi hingga empat kali dengan kapasitas produksi dua puluh kilogram dalam setiap produksinya. Dan untuk prosesnya sendiri, terbilang sangat mudah dengan bahan baku yang sudah dicuci bersih, digiling kemudian diperas diambil sarinya, kemudian diendapkan selama dua jam baru diambil airnya untuk direbus dan dicampur dengan gula putih.

Sementara untuk proses dari cair menjadi serbuk, Suparmi menjelaskan bahwa hal itu membutuhkan waktu sekitar lima jam. Yakni dengan campuran sendiri yang perbandingannya adalah 1 banding 2, berlaku di semua jenis produknya. Semuanya diproses di rumahnya yang juga dipergunakan sebagai display.

Iapun berharap, usahanya bisa terus berkembang dengan datangnya berbagai dukungan baik dari masyarakat maupun pemerintah.(bud)

Keterangan gambar : Proses pembuatan minuman herbal.(foto :budiyanto)

Related posts

Leave a Comment