Yuk Lakukan 3 Utama Akhiri Pandemi Corona: Iman, Aman, Imun

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 terus mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadi garda terdepan dalam upaya mengakhiri pandemi Covid-19. Salah satunya yakni dengan wajib menjaga 3 utama yaitu iman, aman dan imun.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Dr Sonny Harry B Harmadi melalui rilisnya menjelaskan, iman dimaknai dengan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Aman diartikan sebagai kepatuhan totalitas terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang dikenal dengan istilah 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun. Sedangkan imun, diantaranya menjaga kondisi kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi, menjaga kesehatan mental, rajin berolahraga, dan beristirahat cukup.

“Dalam konteks aman, perilaku wajib 3M harus menjadi kebiasaan seluruh masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali. Masih cukup banyak masyarakat yang enggan melaksanakan 3M secara konsisten. Padahal, kepatuhan terhadap 3M mutlak menjadi prasyarat memutus rantai penularan Covid-19,” katanya.

Dr Sonny menambahkan, hasil survei BPS mulai 7-14 September 2020 menunjukkan bahwa masih ada 17 persen responden yang yakin atau sangat yakin dirinya tidak akan tertular Covid-19. Hal itu, lanjut dia, bisa berdampak terhadap pengabaian 3M.

“Pembentukan Bidang Perubahan Perilaku pada Satgas Penanganan Covid-19 dimaksudkan untuk menangani permasalahan penularan Covid-19 di hulu. Yaitu dengan mendorong percepatan perubahan perilaku masyarakat agar patuh 3M. Dengan demikian, diharapkan bahwa penyadaran dan perubahan perilaku tersebut dapat memutus rantai penularan Covid-19,” imbuhnya.

Manusia mempunyai sistem pertahanan tubuh yang terbatas sehingga rentan terhadap infeksi virus dan dapat membuat tubuh sakit. Covid-19 atau yang juga dikenal sebagai virus corona diketahui merupakan musuh yang nyata, bukan rekayasa atau konspirasi, serta bisa menyerang siapa saja, termasuk beberapa pemimpin dunia. Virus tersebut tangguh dan mampu menyebar dengan cepat sehingga menjadi musuh dunia. Penyakit akibat virus tersebut, bahkan dapat membawa akibat buruk bahkan kematian.

Langkah terbaik yang harus dilakukan adalah fokus untuk memutus mata rantai penularan covid-19 dengan cara yang tepat, cepat, dan akurat. Strategi terbaiknya ialah dengan menempatkan masyarakat sebagai garda terdepan dengan perubahan perilaku sebagai ujung tombak. Sementara itu, dokter, perawat, dan tenaga medis yang jumlahnya terbatas merupakan benteng terakhir pengendalian Covid-19. Oleh karenanya, melibatkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat, tanpa terkecuali untuk melakukan perubahan perilaku sangat perlu dilakukan agar bisa peperang melawan virus corona segera berakhir.

Satgas Penanganan Covid-19 mengajak masyarakat untuk merubah perilaku dalam menghadapi bahaya vidur corona. Perilaku tersebut diartikan sebagai aksi atau tindakan seseorang terkait dengan diri sendiri maupun orang lain.

Perubahan perilaku yang diharapkan dari masyarakat terutama dalam hal iman, yaitu beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Yang kedua yakni aman, yaitu patuh terhadap protokol kesehatan pencegahan Covid-19, yang sering dikenal dengan istilah 3M. Memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun.

Terakhir adalah imun, yaitu istirahat cukup, olahraga teratur, tidak panik, bergembira, dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Strategi pencegahan Covid-19 yang terus diupayakan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (STPC19) Bidang Perubahan Perilaku difokuskan pada peningkatan kepatuhan 3M. Setiap orang harus mau dan mampu melakukan perubahan perilaku kepatuhan 3M sehingga dapat mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Dari data yang dihimpun WHO menyebutkan, kelompok yang paling banyak menyebarkan virus Covid-19 berada pada rentang usia 20 – 40 tahun. Sementara orang-orang yang berisiko tinggi tertular covid-19 diantaranya adalah yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, yakni hipertensi, diabetes, jantung, asma, dan gagal ginjal. Tak hanya itu, masyarakat berusia lanjut yakni dengan rentan usia 60 tahun ke atas juga diketahui memiliki risiko tinggi terpapar virus. Begitu juga mereka yang memiliki daya tahan tubuh atau imunitas rendah. Serta yang mengalami obesitas atau berat badan berlebih dengan indeks BMI di atas 27Kg/m2.

Virus SARS-CoV-2 atau virus corona diketahui menyerang sistem pernapasan manusia dan menimbulkan gangguan ringan sampai berat, bahkan kematian. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini disebut Covid-19 dan dapat menyerang siapa saja tanpa kecuali, termasuk anak muda. Kelompok ini memiliki imunitas yang lebih baik sehingga mungkin dapat terpapar tanpa menunjukkan gejala atau asimtomatik, tetapi berbahaya dan dapat menyebabkan kematian bagi orang-orang di sekitarnya atau silent killer.

Covid-19 juga tidak ditularkan oleh hewan, tetapi menular antarmanusia terutama dari orang-orang terdekat. Covid-19 ditularkan melalui cipratan liur atau droplet yang dikeluarkan seseorang dari mulut atau hidung ketika bersin, batuk, bahkan saat berbicara. Droplet juga dapat jatuh dan menempel pada benda-benda di sekitar kita. Oleh karena itu, ketika memegang benda-benda tersebut, tangan berpotensi menjadi jalur transmisi penularan Covid-19 jika menyentuh hidung, mulut, dan mata.

Covid-19 juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan virus tersebut adalah dapat mati jika tempat hidupnya dibersihkan dengan sabun. Meski virus ini dapat bertahan di temperatur tinggi, namun semakin tinggi temperaturnya, maka semakin pendek pula masa bertahan virus corona.

Pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 terus mewanti-wanti masyarakat agar berhati-hati saat keluar rumah. Sebab, ada beberapa tempat yang berpotensi tinggi menjadi tempat penyebaran virus ini. Seperti pasar, sekolah, gedung, dan tempat-tempat lain yang dikategorikan menimbulkan kerumunan.

Aksi 3M sampai saat ini masih menjadi senjata utama melawan penyebaran covid-19. Yakni Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak dengan cara Menghindari Kerumunan.

Menggunakan masker adalah hal wajib yang saat ini harus dilakukan ketika terpaksa harus ke luar rumah. Tujuannya adalah untuk melindungi diri sendiri dan mencegah masuknya droplet yang keluar saat batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, masker juga dipakai untuk melindungi orang lain. Yakni menahan droplet yang keluar sehingga tidak menularkan virus kepada orang lain.

Data yang dihimpun dari Intermountain Healthcare menyebutkan, risiko penularan covid-19 dari orang sakit yang tidak menggunakan masker kepada orang sehat yang juga tidak memakai masker adalah 100 persen. Sementara penularan dari orang sakit tanpa masker kepada orang sehat bermasker mencapai 70 persen, dari orang sakit bermasker kepada orang sehat tanpa masker 5 persen. Terakhir, risiko penularan dari orang sakit bermasker kepada orang sehat bermasker mencapai 1,5 persen.

Beberapa masker yang bisa dipilih dan dipakai oleh masyarakat saat ini juga beragam. Namun demikian, diharapkan tetap menggunakan masker sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Diantaranya masker N95, masker medis atau masker bedah, masker kain Berstandar Nasional Indonesia (SNI), serta kain lainnya.

Menjaga jarak juga merupakan upaya yang tak kalah penting. Sebab droplet yang keluar saat batuk, jika tanpa masker bisa meluncur hingga 2 meter. Saat berbicara tanpa masker, aerosol atau uap air juga bisa meluncur sejauh 2 meter. Serta saat bersin tanpa masker, droplet bisa meluncur sejauh 6 meter.

Dengan menjaga jarak, masyarakat akhirnya bisa mengurangi risiko tertular atau menulari orang lain.

Beberapa hal penting yang dapat dilakukan dalam usaha untuk menjaga jarak diantaranya adalah menghindari kerumunan, menghindari penggunaan transportasi yang tidak memenuhi standar protokol kesehatan, serta mengurangi aktivitas dalam ruangan ber-ac yang tertutup dan banyak orang ,dalam waktu lebih dari 2 jam.

Seluruh elemen baik individu, institusi, maupun pemerintah hingga saat ini terus menggalakkan penerapan protokol kesehatan, bahkan membuat aturan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona. Sebagai individu, masyarakat diminta untuk sementara agar tidak berjabat tangan, bergandengan tangan, dan berpelukan. Selain itu juga menghindari keramaian dan kerumunan, serta menjaga jarak minimal dua meter.

Dari pihak institusi, yakni perusahaan atau lainnya, kini juga tengah memberlakukan kegiatan bekerja di rumah atau work from home, hingga pembatasan jumlah peserta rapat dan lebih sering mengadakan pertemuan secara daring. Selain itu mereka juga tidak mengadakan kegiatan yang mengundang banyak orang, pemberlakukan aturan remi lainnya, bahkan membentuk satgas khusus penanganan corona.

Sementara itu dari pihak pemerintah, sudah ada pemberlakukan belajar di rumah, melarang kegiatan yang menimbulkan kerumunan, hingga kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Virus corona diketahui bisa mati dengan sabun dan air mengalir. Ada 6 langkah cuci tangan yang benar, yaitu cuci tangan pakai sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, atau cuci tangan dengan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60 persen. Virus corona merupakan material kecil yang dibungkus oleh protein dan lemak, sehingga sabun dapat melarutkannya dan menghancurkan virus.

Ajakan perubahan perilaku yang terus dikumandangkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 terakhir adalah menjaga daya tahan tubuh. Masyarakat diminta untuk rutin melakukan hal-hal sederhana yang dapat menguatkan imun sehingga tidak mudah terinfeksi virus corona.

Hal-hal sederhana tersebut adalah berjemur di bawah sinar matahari pagi selama 5-15 menit, dan dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam seminggu. Selain itu olahraga rutin minimal 30 menit setiap hari, minum air putih kurang lebih dua liter per hari, tidur cukup yakni 7-8 jam per hari, mengkonsumsi makanan sehatdan gizi seimbang, serta mengkonsumsi vitamin atau suplemen sesuai anjuran dokter.

Terakhir, masyarakat diminta untuk tidak panik dan tetap rajin beribadah, menjaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat dan sekitar, serta bijak memilah informasi terkait covid-19.(*/kur)

Keterangan gambar: Ilustrasi.

Related posts

Leave a Comment