Terinspirasi Reog Kendang, Utari Ciptakan Batik Khas Tulungagung

ADAKITANEWS, Tulungagung – Kabupaten Tulungagung merupakan sentra batik di Jawa Timur. Batik yang ada di Tulungagung diketahui memiliki dua kategori, yaitu batik klasik dan kontemporer. Untuk kategori batik kontemporer, berbagai inovasi dan kreasi batik pun terus bermunculan. Salah satu kreasi itu adalah batik motif reog kendang, hasil karya inovatif dari Utari Anggita Sari, warga Desa Kalidawir, Kecamatan Kalidawir Tulungagung.

Kehadiran batik motif reog kendang ini, terinspirasi dari kesenian khas Tulungagung yaitu kesenian reog kendang. Di tangan kreatif Utari Anggita Sari, tari reog kendang diterjemahkan menjadi sebuah motif batik yang unik dan artistik. Kini batik reog kendang menjadi batik khas Tulungagung yang turut meramaikan dunia batik nusantara.

“Penciptaan motif batik reog kendang ini, berawal dari tugas skripsi saya saat menyelesaikan kuliah sarjana di Unesa, 2 tahun lalu, yang mengangkat kesenian tradisional untuk dituangkan menjadi motif batik,” kata pencipta motif batik reog kendang, Utari Anggita Sari.

Lanjutnya, dari hasil penelitiannya tersebut, diketahui jika selama ini belum ada pegiat batik di Tulungagung yang mengangkat kesenian tradisional khas kota marmer ini untuk dituangkan menjadi motif batik. Padahal di beberapa daerah lain, kesenian daerah menjadi motif batik khas yang banyak dicari wisatawan.

Kemudian Utari yang kini tercatat sebagai mahasiswa pasca sarjana Universitas Negeri Yogyakarta ini, merintis membuat batik motif reog kendang, menjadi sebuah bisnis. Tak disangka saat dia mulai mengenalkan batik reog kendang karyanya pada tahun 2016, langsung mendapat tempat di hati para pecinta batik. Pesanan banyak berdatangan terutama dari kalangan pegawai instansi pemerintahan setempat.

Dalam batik reog kendang, terdapat 6 unsur pokok dalam kesenian tari reog kendang yang digambarkan secara artistik ke dalam kain.

“Ada 6 unsur yang diterjemahkan ke dalam batik, yakni kendang, kenong, terompet naga, ikat kepala dan gelang kaki yang mewakili keberadaan kesenian reog kendang,” ujarnya.

Utari merasa belum puas dengan karya yang telah dihasilkannya, sampai saat ini dia terus berupaya untuk menyempurnakan batik reog kendang, dengan memasukkan unsur-unsur reog kendang lainnya agar motif batik semakin lengkap.

Untuk menghasilkan satu buah kain batik tulis reog kendang, dibutuhkan waktu 3 hari. Itu meliputi pembuatan pola dasar, dilanjutkan dengan mencanting, pewarnaan dan pencelupan finishing. Untuk satu potong kain batik tulis ini, Utari mematok harga rata-rata tiga ratus ribu rupiah.

“Untuk produksi secara besar, kami menjalin kerjasama dengan salah satu produsen batik di Tulungagung, karena kalau dikerjakan sendiri, tidak mungkin dapat memenuhi permintaan pasar,” ujarnya. (ta1)

Keterangan gambar : Utari Anggita Sari, sedang mengerjakan batik reog kendang.(foto : acta cahyono)

Related posts

Leave a Comment