Saat Lebaran, Produksi Geti Meningkat Empat Kali Lipat

ADAKITANEWS, Tulungagung – Geti, yang merupakan salah satu jajanan khas Tulungagung masih menjadi jajanan favorit untuk disuguhkan sebagai jajanan lebaran. Karena itu, jajanan yang memiliki rasa khas gurih-manis dengan bahan baku dari wijen, kacang tanah, dan gula pasir ini masih diburu. Selain sebagai sajian jajanan lebaran, juga untuk oleh-oleh sanak famili yang berada di luar kota.

Suparmi, salah satu perajin geti yang berada di Desa Jabalsari Kecamatan Sumbergempol Tulungagung, saat lebaran ini mengaku kewalahan memenuhi pesanan. Karena semenjak memasuki Ramadan, pesanan geti hasil produksinya mengalami peningkatan hingga 4 kali lipat.

“Peningkatan produksinya mengalami peningkatan sejak memasuki Ramadan. Peningkatannya mencapai 4 kali lipat,” kata Suparmi, salah satu perajin geti di Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol.

Jelas Suparmi, jika biasanya ia menghabiskan bahan baku wijen, kacang tanah dan gula pasir, sebanyak 2,5 ton per bulan, untuk produksi sejak Ramadan lalu hingga menjelang lebaran ini, mengaku menghabiskan sebanyak 8 ton bahan baku.

Untuk memenuhi target waktu, Suparmi selain melakukan lembur juga menambah tenaga kerja. “Biasanya hanya mempekerjakan 13 tenaga. Namun agar permintaan dan pengiriman tepat waktu, kita tambah jam produksi dan tenaga kerja hingga 20 orang,” ujar Suparmi.

Biasanya mereka mulai kerja sejak pukul 07.00 WIB, hingga pukul 13.00 WIB. Tapi sebulan menjelang lebaran, pekerjaan sudah dimulai sejak pukul 04.00 WIB.

Suparmi yang memulai usaha membuat geti sejak tahun 1980 ini, masih mempertahankan proses pembuatan getinya secara tradisional. Mulai menggoreng wijen, dan kacang tanah, masih menggunakan penggorengan dari tanah liat, yang dipanaskan di atas tungku berbahan bakar kayu. Demikian juga dalam pengemasannya, masih manual.

Meski demikian, Suparmi tetap memperhatikan komposisi bahan baku yang tepat, agar menghasilkan cita rasa yang pas saat dinikmati sebagai jajanan.

Geti yang diproduksi Suparmi ini telah merambah minimarket dan pusat oleh-oleh di beberapa kota di Jawa Timur dan Kalimantan. Geti, yang diyakini dapat meremajakan kulit, karena khasiat dari minyak wijen yang dapat mencegah proses penuaan ini diproduksi dengan berbagai macam varian.

Kemasan plastik kecil, isi 6 biji dijual Rp 6.500, kemasan kotak warna hijau dengan berat 240 gram berisi 20 biji, dijual dengan harga Rp 11 ribu, kemasan toples 450 gram, dihargai Rp 24 ribu, dan kemasan refill, yang berisi 50 biji, dipatok Rp 50 ribu.(bac)

Keterangan gambar : Perajin Geti.(foto : acta cahyono)

Related posts

Leave a Comment