Pasutri dan Satu Anaknya Tewas Saat Rakit Bom di Sidoarjo

ADAK‎ITANEWS, Sidoarjo – Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri terpaksa mengambil langkah tegas terhadap seorang pria penghuni Blok B Lantai 5 nomor 2, Rusun Wonocolo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Tindakan itu diambil lantaran pria tersebut kedapatan memegang alat pemicu ledakan atau switching saat dilakukan evakuasi, Senin (14/05) sekitar pukul 01.00 WIB.

Penyisiran di setiap kamar di Blok-B dari empat blok yang ada di rusunawa tersebut dilakukan oleh Tim Gegana hingga berjam-jam. Kapolda Jatim, Irjen Pol Mahfud Arifin menyatakan bahwa yang meninggal dunia di lokasi ledakan merupakan pelaku.

Mereka disebut akan melakukan aksi pengeboman, tapi terlebih dahulu meledak di tempat tinggalnya di blok B lantai lima Rusun Wonocolo.‎ “Mereka itu pelaku, bukan korban. Mereka akan melakukan aksi seperti di Surabaya, untungnya masih keburu meledak dulu,” jelas Kapolda.

Dikatakan Kapolda, lokasi sudah berhasil diamankan oleh petugas. Termasuk tiga pelaku yang dalam keadaan tidak bernyawa, juga sudah selesai diperiksa. “Pelakunya juga tinggal dievakuasi menuju rumah sakit. Termasuk beberapa barang buktinya,” terangnya.

Terkait hubungan ledakan di Rusun Woconolo dengan aksi pemboman di Surabaya, Kapolda menyebut hal itu masih dalam penyelidikan. Namun kemungkinan adanya keterkaitan diduga cukup kuat.‎‎‎

Sementara itu di lokasi yang saa Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera menjelaskan bahwa dalam proses evakuasi malam tersebut sejumlah bom rakitan beserta pelaku telah berhasil diamankan. Semua korban terdiri dari satu keluarga.

Salah satunya adalah Anton Febrianto, 47, warga asal Surabaya yang merupakan kepala keluarga dan dinyatakan meninggal dunia setelah terpaksa dilumpuhkan lantaran kedapatan masih memegang alat pemicu atau switching.

“Ketika sesaat bunyi ledakan pertama tadi, petugas tidak mengabil risiko dan kemudian melumpuhkan yang bersangkutan. Yang tadi langsung kita evakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim,” paparnya.‎

Dijelaskan Kombes Pol Frans Barung, bahwa masih ada beberapa rakitan bom yang belum meledak dan telah diamankan petugas sebagai alat bukti. Bom rakitan tersebut, juga sudah berhasil dijinakkan saat itu juga.

“Alat bukti yang ada ini masih kita bawa. Anton terpaksa kita lumpuhkan karena yang bersangkutan masih memegang switching, itu pada ledakan pertama,” terang Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (14/05) dini hari.‎

Selain Anton, yang menjadi korban dalam peristiwa meledaknya bom rakitan ini yakni Puspita Sari, 47, yang merupakan istri Anton. Ia dinyatakan meninggal dunia di TKP pada ledakan pertama, saat petugas belum sempat melakukan evakuasi. “Ledakan pertama, saya ulang ya ledakan pertama. Berbeda dengan Anton yang sempat kita lumpuhkan,” urainya.

Selain Anton dan istrinya, terdapat empat anaknya yang menjadi korban ledakan ini. Pada ledakan pertama, tiga orang yang dibawa ke RS Siti Khodijah adalah anak-anak pelaku diantaranya yakni, Hwita Aulita Rahman, 17, yang dilarikan ke Rumah Sakit bersama ibunya. “Hwita Aulita Rahman meninggal di TKP pada ledakan pertama juga,” tambahnya.

Sementara dua anaknya lagi yang kini sudah berada di rumah sakit bersama ibunya pada ledakan pertama adalah Wahyu Saputri, 11, dan Garidah Huda Akbar, 10. Keduanya dibawa sendiri ke rumah sakit oleh anak laki-laki satu-satunya bernama Ainur Rahman, 15.

“Kepada anak-anaknya yang tiga ini yang masih selamat kita sudah rujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan perawatan medis,” jelas Kabid Humas.

Dikatakan Kombes Pol Barung, meskipun proses penjinakan bom oleh polisi sudah selesai, namun oleh Tim Gegena pada Blok-B Rusunawa hingga besok pagi masih belum diperbolehkan untuk dihuni. “Kepada warga penghuni kita minta maaf, karena untuk sementara tempat tersebut kita tutup karena dinilai oleh tim masih belum bisa dilakukan penempatan oleh penghuni disini,” tuturnya.

Di dalam kamar tersebut juga diketahui masih ada beberapa rakitan bom yang masih butuh penjinakan. “Masih ada rangkaian di atas yang belum kita nyatakan sudah diamankan dan jumlahnya belum diketahui oleh Jibom (Penjinak Bom). Semuanya masih rakitan,” pungkasnya.(sid3)

Keterangan gambar : Situasi Rusunawa Wonocolo, Kecamatan Taman Sidoarjo ketika dilakukan evakuasi oleh Tim Gegana Polda Jatim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.(foto : andri santoso)‎

Related posts

Leave a Comment