Pasokan Garam Terbatas, Kesediaan Barang Untuk Pedagang Dikurangi

ADAKITANEWS, Kota Kediri – Tingginya jumlah permintaan konsumen terhadap komoditas garam, tidak diimbangi dengan ketersediaan pasokan garam di pasaran.

Dari pantauan Tim Adakitanews.com di dua Pasar tradisional, yaitu di Pasar Pahing dan Pasar Setono Betek Kota Kediri, ketersediaan garam hingga sampai saat ini, pada Sabtu (29/07) belum sepenuhnya merata. Bahkan harganya pun juga tidak sama.

Menurut salah satu pedagang Pasar Pahing, Tris Sumiati, 55, hari ini ia dijatah oleh supplier hanya 30 pak plastik. 1 pak plastik berisi 20 garam kotak berukuran kecil, yang dijual ke konsumen seharga Rp 7 ribu. Padahal sebelum bulan puasa lalu, harganya masih di kisaran Rp 3 ribu per satu pak plastik kecil.

Ia menambahkan, semenjak garam langka di pasaran, jumlah permintaan konsumen semakin meningkat. “Biasanya kalau dikirim 30 pak, stoknya habis sampai dua hari.” tutur Bu Tris sapaan akrabnya, Sabtu (29/07) pagi.

Lantaran banyaknya permintaan, ia meminta supplier untuk menambah jumlah barang. Namun permintaan itu ditolak karena alasan pemerataan. “Saya minta tambah nggak boleh, alasannya biar semua pedagang terpenuhi pasokannya. Saya hanya dijatah 2 minggu sekali, baru dikirim garam lagi,” ujarnya.

Tris mengaku dirinya sempat menanyakan perihal naiknya harga garam kepada supplier. Saat ditanya supplier menerangkan, bahwa pasokan garam saat ini agar tersendat dan harus dibatasi pendistribusiannya.

Terpisah, Ning Tyas, 54, pedagang sembako di Pasar Setono Betek Kota Kediri menjelaskan, semenjak satu minggu terakhir ini dirinya mendapat kiriman dari supplier hanya 20 pak plastik besar. Setiap pak plastik, bersisi 20 kemasan dengan berat kurang lebih 4 kilogram. Garam itu dibelinya ke supplier seharga Rp 35 ribu, lalu dijual ke konsumen dengan keuntungan Rp 5 ribu.

“Ya tergantung, kadang saya ini kasihan kalau mengambil untung terlalu banyak, jadi saya jual Rp 38 ribu ke konsumen, terkadang 40 ribu untuk pedagang,” cakapnya.

Seperti diberitakan di beberapa media, beberapa waktu lalu Kepala Disperindag Kota Kediri, Yetty Sisworini mengatakan jika kelangkaan pasokan garam terjadi karena para petani garam mengalami gagal panen. Pasalnya gagal panen garam tidak lepas dari kondisi cuaca yang saat ini sering berubah- ubah.

Menurutnya kelangkaan pasokan garam tidak hanya terjadi di wilayah Kediri saja, namun juga di berbagai daerah lainnya di Jawa Timur seperti Tuban, Sumenep, Gresik dan Lamongan.

Beberapa waktu lalu, Gudang Pengolahan Garam di lingkungan Kecamatan Mojoroto Kota Kediri mendapat pasokan garam dari Sumenep Madura sebanyak 10 ton. Kedatangan pasokan garam tersebut, masih harus diolah kembali. “Itu pun hasil panen baru dua hari. Harusnya memang belum dipanen sehingga garam yang didapat tidak begitu maksimal,” pungkas Yetty via telepon.(udn)

Keterangan gambar : Pedagang garam, Tris Sumiati.(ist)

Related posts

Leave a Comment