Gadis Asal Srengat yang Gantung Diri Tulis 5 Surat Wasiat

ADAKITANEWS, Blitar – EL, 16, gadis asal Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar yang ditemukan tewas gantung diri di rumah kos di Jalan Ahmad Yani Kota Blitar pada Selasa (29/05) kemarin, dikenal sebagai siswi yang berprestasi. EL bahkan diketahui kerap mengikuti olimpiade matematika di berbagai tingkat semasa duduk di bangku kelas VIII.

Berdasarkan nilai ujian nasional (UN), EL juga memiliki nilai yang baik dengan rata-rata hampir 9. “Dulu mewakili sekolah dalam olimpiade matematika di berbagai daerah, karena memang nilai matematikanya baik,” ungkap Katmadi, Waka Kesiswaan SMP, tempat EL mengenyam pendidikan, Rabu (30/05).

Menurut Katmadi, selama ini tidak ada tanda-tanda bahwa EL siswi yang pemurung. Bahkan guru bimbingan konseling juga tidak pernah mendapati EL bermasalah. Selain pintar, EL juga dikenal akrab dengan teman-temannya.

Berkembangnya informasi bahwa EL mengakhiri hidup karena takut tidak diterima di sekolah yang ia idamkan di Kota Blitar, pihak sekolah selalu menekankan bahwa sekolah tidak harus di SMAN 1 Kota Blitar. Sebab banyak siswa yang berprestasi yang justru bersekolah di SMA lain, bahkan mampu berprestasi sama halnya dengan siswa yang lain.

“Kita tekankan, bahwa sekolah tidak harus di SMAN 1, karena ada juga anak yang di sekolah ini berprestasi justru melanjutkan di SMKN 3, sekarang menjadi desainer baju terkenal,” terang Katmadi.

Wulandari, salah satu teman sekelas EL menuturkan, di dalam kelas EL selalu masuk tiga besar. Ia dan teman-temannya tidak menyangka EL mengakhiri hidup dengan gantung diri. Sebab pada Senin (28/05) yang lalu EL masih masuk sekolah dan bertemu dengan teman-temannya. “Tidak ada tanda-tanda seperti depresi,” ungkap Wulan.

Meski demikian, EL sempat bercerita bahwa keinginan untuk masuk SMAN 1 Kota Blitar begitu tinggi. Hal ini beberapa kali diungkapkan pada teman-temannya.

Sementara itu hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian mengaku masih menyelidiki penyebab kematian EL, serta ditemukannya lima surat wasiat yang ditulis tangan oleh EL. Pihak kepolisian langsung mencocokkan dengan tulisan tangan korban di buku pelajaran dan hasilnya identik.

Salah satu isi di dalam surat wasiat dituliskan, bahwa korban ingin segera dikremasi. Korban juga ingin, doa dilakukan di rumah kos yang selama ini ia tinggali serta tidak dilakukan di rumah. Ia juga meminta ibunya untuk menutup praktik hingga usai Ramadan bulan ini.

Meski meninggalkan surat wasiat, namun pihak kepolisian masih akan memeriksa beberapa saksi terkait kasus ini. “Kita akan memintai keterangan beberapa saksi. Karena kemarin masih suasana duka, maka akan kita lakukan setelahnya,” ungkap AKP Heri Sugiono, Kasat Reskrim Polres Blitar Kota.(fat/wir)

Keterangan gambar: AKP Heri Sugiono, Kasatreskrim Polres Blitar Kota saat menunjukkan salah satu surat wasiat.(foto : fathan)

Related posts

Leave a Comment