Dinkes Kota Kediri Janjikan Pengobatan Gratis Santri Lirboyo yang Lumpuh Pasca Imunisasi Rubella

ADAKITANEWS, Kota Kediri – Aksi jalan kaki sejauh sekitar 30 kilometer dari Kabupaten Tulungagung menuju Kota Kediri yang dilakukan Suyanto, 58, warga Desa Suberjo Kulon Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung akhirnya tidak sia-sia.

Suyanto, ayah dari WD, 12, santri Pondok Pesantren Lirboyo yang menderita lumpuh pasca mendapatkan imunisasi Rubella, dijanjikan mendapatkan pengobatan gratis bagi anaknya oleh Dinas Kesehatan Kota Kediri.

Suyanto yang datang ke kantor Dinkes Kota Kediri di Jalan RA Kartini Kota Kediri didampingi keponakannya, berhasil bertemu dengan Sekretaris Dinkes Kota Kediri, dr Rizal Amin. “Kami akan melakukan yang terbaik untuk anak WD. Kami merasakan betul kepedihan yang dialami orangtuanya. Besok kami akan bicarakan solusinya,” kata dr Rizal Amin seperti dikutip dari portal surya.co.id, Selasa (06/11).

dr Rizal menambahkan, Dinkes Kota Kediri juga berjanji akan membahas tentang biaya perawatan dan pengobatan yang harus dijalani oleh WD. “Karena pengobatan GBS (Guillain Barre Syndrome) dengan plasmafirosis atau gamas, biayanya mahal. Sedangkan BPJS hanya menanggung sekali saja. Kami akan membahas yang terbaik untuk Wildan,” tambah dr Rizal.

Penyakit GBS diketahui memang kerap menyerang syaraf yang ditandai dengan gejala kesemutan hingga kelumpuhan, yang menyerang dari tubuh bagian bawah, yang disebabkan oleh virus dan auto imun.

Dijelaskan dr Rizal Amin, WD sudah dua kali mendapatkan imunisasi dan tidak ada masalah. Namun pada imunisasi ketiga, baru muncul gejala yang menimbulkan kelumpuhan.

Sebelum mendapat imunisasi, WD diketahui sempat dirawat karena demam dan pilek, sehingga harus dirawat di rumah sakit. Dan setelah kondisi kesehatannya mulai pulih, WD kembali ke pondok dan kebetulan ada jadwal kegiatan imunisasi di pondok sehingga WD juga mendapatkan imunisasi.

“Setelah disuntik, malamnya kakinya seperti kesemutan. Secara historis kronologis dari demam yang dialami cocok dengan penyakit GBS,” ungkapnya.

Pasca temuan tersebut, dr Rizal mengatakan bahwa saat ini tim dari Dinkes Kota Kediri bersama tim dari provinsi, juga telah mendatangi RSA Saiful Anwar Malang. “Kepala Dinas Kesehatan Provinsi akan mengusahakan pengobatan gratis untuk anak WD,” jelasnya.

Sementara untuk penanganan lebih lanjut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri juga telah berkonsultasi dengan Kepala Dinas Provinsi untuk memberikan rekomendasi pengobatan gratis. Hal tersebut jika gejala yang dialami WD, didiagnosa merupakan akibat pasca imunisasi. “Kami akan memberikan surat rekomendasi melalui provinsi untuk memberi rekom kepada RS Saiful Anwar menggratiskan perawatan anak WD,” jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Suyanto mengaku lega dan berterima kasih setelah mendapat janji terkait pengobatan WD. “Saya shock setelah mendengar biaya pengobatan anak saya sampai Rp 120 juta. Sedangkan BPJS hanya bisa membantu Rp 17 juta,” ungkapnya.

Suyanto pun berharap, pembiayaan pengobatan anaknya tersebut terus berlanjut sampai sembuh. Karena dia mengaku tidak sanggup membayar biaya pengobatan anaknya yang sangat mahal.

Seperti diberitakan sebelumnya, Suyanto melakukan aksi jalan kaki seorang diri dari Tulungagung menuju Kediri pada Selasa (06/11) pagi. Dengan mengalungkan poster bertuliskan ‘Anakku Korban Rubella’, Suyanto nekat berjalan sejauh sekitar 30 kilometer dengan tujuan ke kantor Dinkes Kota Kediri.

Aksi nekat Suyanto tersebut dilakukan untuk meminta pertanggungjawaban pihak Dinkes setempat, terkait anaknya yang lumpuh usai diimunisasi Measles Rubella (MR).(*/kur)

Keterangan gambar: Suyanto saat melintas di Tulungagung.(foto: acta cahyono)

Related posts

Leave a Comment