Tambal Ban Disini, Hanya 5 Menit!

ADAKITANEWS, Kota Kediri – Rasa jenuh yang kerap dirasakan para pelanggan saat menunggu tambal ban, kini tidak berlaku lagi di kios milik Sumarno, di kawasan Kelurahan Bandarlor Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, atau sebelah barat kantor Satpol PP Pemkot Kediri. Hanya butuh waktu sekitar 5 menit, pelanggan sudah bisa kembali melanjutkan perjalanan, serta tetap puas dengan hasil tambalan.

=========

Teknik tambal ban kilat itu ditunjukkan Sumarno ketika Tim Adakitanews.com datang ke kiosnya, Minggu (16/07). Setibanya di depan kios, Sumarno bergegas menata kendaraan yang akan ditambal, berikut menyiapkan segala peralatan.

Ketika semua sudah siap, tangan cekatan Sumarno langsung membongkar satu demi satu komponen ban.

Disela kesibukannya, Sumarno ternyata masih bersedia menyempatkan diri bercerita pengalamannya soal teknik kilatnya itu.

Pria berusia 52 tahun itu mengatakan, sudah 25 tahun mendalami bisnis jasa tukang tambal ban. Karirnya pertamanya dimulai di Surabaya saat usianya masih 27 tahun. Meski tanpa kendala, 3 tahun belajar menambal ban semakin membuatnya penasaran soal lamanya orang menunggu proses kerja menambal ban itu.

Rasa penasaran Sumarno membawanya sampai ke Kalimantan Tengah. Disana ia juga menjalani profesi yang sama selama 10 tahun bahkan sampai mempunyak istri dan 2 anak. Selama di Kalimantan, pria bertopi itu mengaku juga belum menemukan teknik cepat melakukan tambal ban.

Hanya dengan modal tekat, Sumarno akhirnya memilih pulang ke tanah kelahirannya, yaitu Kediri. Ia, kemudia mulai merintis usaha tambal ban miliknya dari sebuah gubuk, yang perlahan-lahan merangkak menjadi kios miliknya sendiri.

“Ya dulu dari gubuk bambu reyot, dan terus berusaha mencoba berbagai alat, mulai dari pembakaran lem untuk perekat tambal ban dengan spiritus, minyak tanah, solar, namun hasilnya masih tetap lama penanganannya. Terus sempat memakai setrika, ada perubahan sedikit lebih cepat. Namun saya tetap belum puas, hingga pada akhirnya sekitar tahun 2011 saya coba pembakaran memakai api gas LPG. Nah baru itu saya temukan waktu sesingkat mungkin dan semurah mungkin,” tuturnya.

Dulu, lanjut Sumarno, tambal ban bisa menghabiskan waktu 30 menit sampai 1 jam. Namun sekarang, dengan hasil uji coba miliknya ia bisa berhasil mempersingkat waktu hanya 5 menit saja.

Tak perlu membayar mahal dengan layanan ekstra cepat dan memuaskan dari Sumarno. Pelanggan cukup merogoh kocek Rp 8 ribu saja untuk ban sepeda motor yang bocor. Sedangkan bagi pengendara sepeda ontel, ia mematok harga seikhlasnya.

“Yang jelas lebih irit, lebih cepat pembakarannya lem perekat, dan hemat waktu. Coba kalau memakai strika, listrik mahal, dan memakai bahan bakar juga mahal, pasti untung sedikit serta memakan waktu yang lumayan lama,” ujarnya.

Dari seluruh perjalanannya menjajaki pekerjaan sebagai tukang tambal ban, Sumarno mengaku tidak merasa rugi belajar keliling Indonesia. Selain menambah ilmu dan pengalaman, dia mengaku juga menguasai teknik melepaskan ban dalam sepeda motor dengan cepat saat belajar tambal ban di Kalimantan Tengah.

“Tidak ada ruginya kesana kemari. Tetap dapat ilmu dan tambah pengalaman lagi lebih banyak. Selain itu juga menambah teman dari luar daerah sini, jadi tambah teman juga tambah rezekinya,” pungkasnya.(udn)

Keterangan gambar : Sumarno saat mempraktikkan teknik tambal ban kilat.(foto:fasihhuddin kholili)

Related posts

Leave a Comment