ADAKITANEWS , Nganjuk – Rangkaian acara dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Nganjuk ke-1080 ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk di GOR Bung Karno, Begadung Nganjuk, Sabtu (29/04).
Pagelaran wayang dengan lakon “Timbuling Wiji Sejati” atau “Lahiring Wisanggeni” tersebut dihadiri langsung oleh Bupati Ngajuk, Drs H Taufiqurrahman beserta istri, berikut seluruh jajaran pimpinan Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) se-Kabupaten Nganjuk serta seluruh instansi terkait. Tak hanya itu, puncak acara hari jadi bumi Anjuk Ladang juga diikuti oleh ratusan warga, yang beraur jadi satu di dalam satu tenda, bersama para pimpinan pemerintahan.
Dalam sambutan singkatnya, Bupati Nganjuk, Taufiqurrahman berharap dalam acara pagelaran wayang kulit semalam suntuk tersebut, yang sekaligus menjadi penutup rangkaian peringatan HUT Nganjuk ke-1080, masyarakat bisa mengambil pelajaran berharga dari cerita wayang yang disajikan.
“Semoga, cerita Lahiring Wisanggeni inii bisa dijadikan panutan, agar Kabupaten Nganjuk semakin jaya,” ujar Bupati.
Sambutan Bupati yang diakhiri dengan pekik semangat “Nganjuk Jaya” itu juga dibalas dengan teriakan ratusan penonton, yang menandai semangat masyarakat Nganjuk untuk terus menjadi lebih lagi.
Pagelaran wayang kulit yang menghadirkan dalang remaja, Ki Raden Akbar Syahalam tersebut mengangkat cerita Lahiring Wisanggeni, yakni berisi tentang kesetiaan Dewi Destronolo kepada Arjuna. Meskipun diberikan cobaan yakni dipisahkan dari suami, Sang Dewi tetap setia dan akhirnya melahirkan Wisanggeni yang sakti sekaligus tampan, dan menjadi generasi penerus Pandawa.(adv/hms/kur)
Keterangan gambar: Bupati Nganjuk, Drs H Taufiqurrahman beserta istri saat menyaksikan pagelaran wayang kulit dalam rangka HUT Nganjuk ke-1080. (bawah) Dalang Ki Raden Akbar Syahalam memulai pagelaran.(foto: kurniawan)