Bendera Raksasa di Kibarkan di Gunung Pegat

ADAKITANEWS, Blitar – Kemeriahan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia diluapkan dalam berbagai bentuk dan cara, meski harus dengan ide sedikit ekstrem.

Seperti di wilayah Desa Langon kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar, dimana sebanyak 17 pemanjat tebing (rock climber) yang tergabung dalam Djaran Dawuk Rock Climbing (DDRC), mengibarkan bendera raksasa berukuran 8 x 45 meter di Gunung Pegat. Bendera raksasa ini dikibarkan di lereng Gunung Pegat yang memiliki ketinggian 150 meter dengan kemiringan mencapai 80 derajat.

Kepala Desa Langon, Muhamad Yasin mengatakan, pengibaran bendera ini memang sengaja dilakukan di lereng Gunung Pegat. “Ini tentu karena Gunung Pegat di Desa Langon dinilai memiliki Potensi yang besar untuk menjadi tempat letihan rock climbing,” ungkap Yasin, Kamis (17/08).

Sebanyak 17 pengibar bendera dari para pecinta alam yang tergabung dalam DDRC ini melengkapi diri dengan bendera 8 x 45, sehingga memiliki arti 17-8-1945 atau 17 Agustus 1945. Dan upacara yang dilakukan ini tidak hanya diikuti oleh pecinta alam, namun juga masyarakat Langon mulai dari anak-anak hingga warga yang sudah tua.

“Ini sebagai bentuk penghargaan pada pahlawan, sebab kita belum tentu dapat merdeka tanpa perjuangan para pahlawan yang sudah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan,” tegas Yasin.

Kedepan upacara ini akan rutin dilakukan di lereng Gunung Pegat sekaligus untuk memperkenalkan Gunung Pegat sebagai tempat belajar para pemula olahraga panjat tebing yang ada di Kabupaten Blitar.

Sementara itu, Koordinator DDRC, Muhamad Yusuf mengatakan, ada kendala dalam pengibaran bendera raksasa di lereng Gunung Pegat ini. Kendala yang dihadapi para rock climber ini, tebing yang terjal dan banyaknya pepohonan di lereng gunung. Untuk mensukseskan kegiatan pertama kalinya ini, rekan-rekannya dalam satu team sudah berlatih selama dua bulan.

Dijelaskannya, bahwa sebagai pecinta alam, mereka enggan untuk memotong seluruh tumbuhan yang tumbuh di bebatuan lereng Gunung Pegat. Meskipun itu harus dilakukan terpaksa lantaran dinilai mengganggu bendera raksasa saat diturunkan dari atas bukit.

“Kita mau tumbuhan yang lain tetap dapat tumbuh, kita tidak memotong dari pangkal pohon, namun hanya setengahnya, sehingga tetap asri,” ucapnya.(fat/wir)

Keterangan gambar: Proses pengibaran bendera di lereng gunung pegat.(ist)

Related posts

Leave a Comment