Pertamina Bantah Ada Kelangkaan Elpiji Melon

ADAKITANEWS, Tulungagung – Pihak Pertamina merasa heran jika ada keluhan bahwa terjadi kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram. Karena selama ini pihaknya tidak pernah melakukan pengurangan pasokan elpiji bersubsidi tersebut.

Sejak dua pekan ini, warga di Tulungagung mengaku kesulitan mendapatkan gas ukuran ekonomis atau yang sering disebut dengan elpiji melon. Jikapun ada barang, maka harganya selangit. Bahkan untuk wilayah pinggiran, seperti di daerah Kecamatan Pagerwojo harganya tembus hingga Rp 23 ribu per tabung. Harga ini jauh melampaui HET (harga eceran tertinggi) yang telah dipatok pemerintah yakni sebesar Rp 16 ribu.

“Jika ada keluhan adanya kelangkaan elpiji tiga kilogram, kita juga heran. Kita tidak pernah mengurangi pasokan. Justru menjelang bulan Ramadan ini pasokannya kita tambah hingga mencapai 125 persen dari biasanya,” kata Officer Komunikasi dan CSR Pertamina Jatim Bali dan Nusa Tenggara, Eddie Mangun, saat melakukan peninjauan lapangan di agen dan pangkalan elpiji di Tulungagung, Jumat (11/05).

Dalam peninjauan tersebut, Eddie memastikan bahwa pasokan tersebut aman, karena itu Edi mengaku heran, jika terjadi kelangkaan. Dirinya juga tidak mengetahui secara pasti apa penyebabnya. Karena kewenangan pengawasan Pertamina hanya sampai tingkat pangkalan.

Penambahan pasokan tersebut, jelas Eddie, sudah dilakukan sejak bulan April 2018 lalu dengan jumlah pasokan gas bersubsidi sebanyak 35.840 tabung per hari. Sedangkan di bulan Mei 2018 penyaluran per hari ditingkatkan menjadi 39.200 tabung per hari, atau meningkat 9 persen.

“Untuk Tulungagung mulai April lalu malah kita tambah. Bahkan pada tangal 10 Mei kemarin, pasokannya kita tingkatkan menjadi 44.240 tabung. Sehingga kalau dihitung secara prosentase, didapatkan 125 persen dari biasanya,” papar Eddie.

Eddie justru khawatir, kondisi ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin meraih keuntungan menjelang Ramadan. Spekulan yang dimaksud adalah orang maupun pedagang yang sebelumnya tidak menjual elpiji bersubsidi tiba-tiba berjualan dengan memborong gas di pengecer maupun pangkalan, sehingga pasokan yang awalnya mencukupi untuk kebutuhan warga sekitar menjadi berkurang.

“Saya malah khawatir ada spekulan baru. Yang biasanya tidak berdagang elpiji tiga kilogram, menjelang Ramadan ini, berspekulasi dalam penjualan elpiji,” tandasnya.

Karena itu Eddie mengharapkan pihak-pihak terkait untuk memantau peredaran distribusi gas bersubsidi ini. “Kami sangat berharap jika pihak kepolisian maupun pihak yang terkait melibatkan kami untuk melakukan sidak, agar dalam distribusi tidak ada penyelewengan,” harapnya.(bac)

Keterangan gambar : Eddie Mangun, Officer Komunikasi dan CSR Pertamina Jatim Bali dan Nusa Tenggara (kiri) saat melakukan peninjauan lapangan di pangkalan elpiji Tulungagung, dan aktivitas pengiriman gas elpiji tiga kilogram di pangkalan.(foto : acta cahyono)

Related posts

Leave a Comment